Kekhawatiran saya menjadi salah, saat beberapa tahun ini saya mencoba melakukan edukasi di tingkat Desa khususnya masyarakat muda di pedesaan tentang pengembangan IOT, Robotika dan pemrograman Python dikarenakan ketakutan warga desa tertinggal jauh dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Malah sebaliknya, ketika berdiskusi dengan beberapa guru di berbagai sekolah setingkat SMA , ternyata banyak diantara mereka tidak mengetahui akan teknologi tersebut.
Kembali ke sekolah, namun tentu prosesnya harus perlahan-lahan mungkin pemikiran sederhana saya sih pada tulisan Membangun Komunitas Koding di SMA merupakan salah satu upaya memasukkan dan mengenalkan teknologi IOT, Robotika ,Pemrograman Python, Computational Thinking, Big Data ataupun Data Analisis . Dan tentu saja gak bisa sendirian , proses ini bisa masuk ke Sekolah. Jadi tentu perl ada proses yang baik dan terukur .
Salah satunya penyusunan Silabus Pelatihan , mungkin saya hanya tinggal merubah sedikti silabus yang saya miliki dari proses pengajaran kepada anak muda di desa menjadi silabus untuk siswa di tingkat SMA dan kemungkinan harus juga di buatkan untuk tingkat SMP atau SD.
Saat ini sudah ada beberapa sekolah SMA Yang saya tawarkan untuk membuka Ekstrakurikuler yang satu ini , namun tentu saja untuk secara kuantitas sekolah perlu adanya pelatih dan guru pembimbing untuk kegiatan ekstrakurikuler yang satu ini . Jadi tidak bisa langsung keseluruhan sekolah SMA di Indonesia mendirikan dan menjalankan kegiatan ekstrakurikuler ini.
TOT BAGI GURU PENDAMPING
Ini bagian yang harus dijalankan dalam proses Python Masuk Sekolah. Melaksanakan kegiatan TOT bagi guru-guru muda yang idealis yang tentu saja untuk memulainya saya akan menyusun jadwalnya dan tempat atau sekolah yang akan di jadikan pusat pelatihannya . Apalagi saat ini masih kondisi pandemi tentu saja akan sulit untuk mengumpulkan beberapa guru dari berbagai SMA di satu tempat sekolah.
Kerjasama dengan MGMP itu yang terpikir oleh saya. Karena sebelum menjadi seorang "Pengangguran" seperti saat ini pernah menjadi pengurus MGMP mata Pelajaran TIK di era 2000 an awal. Jadi sepertinya pola awal sih melakukan pendekatan dengan guru-guru melalui MGMP . atau langsung gerilya ke sekolah-sekolah yang dekat dan tempat saya mengajar.
Proses pendekatan dengan perguruan tinggi juga akan dilakukan, karena sepertinya beberapa rekan yan dulu di perguruan tinggi sudah memiliki jabatan strategis minimal Kaprodi , jadi bisa sundul-sundul mencari bantuan tenaga Pelatih / Guru pendamping dalam tahap awal.